Perbuatan oknum pegawai PDAM unit Pujon berinisial SP sangatlah tidak pantas untuk di contoh,pasalnya PS yang kesehariannya bekerja sebagai pelaksana teknis di lapangan dalam memasang pipa ke pelanggan ada beberapa yang di pasang menggunakan pipa PLN yang biasanya di pakai untuk pelindung kabel di rumah- rumah.
Karena ukurannya yang sangat kecil maka air yang keluar menjadi kurang lancar,salah satu pelanggan berinisial EN mengeluh " karena pipanya bukan memakai pipa standard PDAM,melainkan memakai pipa yang di gunakan PLN ukuran kecil maka air yang keluar kecil dan sering mati ".
Secara terpisah salah seorang warga berinisial AP menjelaskan " air PDAM di dusun sedangu desa Pandesari sudah lama mati,biasanya bila baru pasang air PDAM airnya lancar" ditambahkannya " namun lancarnya tidak lama hanya sekitar 2- 3 bulan,setelah itu airnya mati,jika lama tidak di urus maka akan terkena biaya baru lagi pemasangan bila ingin mengalir kembali airnya,oleh sebab itu warga di sini lebih banyak menggunakan air swadaya,di samping bayarnya murah hanya 10ribu/ bulan,airnya juga lancar ".
Kepala PDAM unit Pujon Suparno saat di hubungi lewat seluler mengungkapkan " saya tidak tau menahu terkaid adanya pipa yang tidak sesuai standard, karena saya masih baru sekitar 5 bulan,saya baru dengar kalau ada pipa yang tidak sesuai standard namun saya belum tau kondisi di lapangan".
Disamping menggunanakan pipa yang tidak sesuai SP juga di duga tidak memasukkan beberapa nama pelanggan PLN secara resmi,sehingga uang pemasangan baru dan uang pembayaran tiap bulannya bisa masuk ke kantong pribadi.
Sampai berita ini di turunkan SP dan direktur utama PDAM kabupaten malang belum bisa di konfirmasi terkaid adanya penyimpangan yang di temukan di lapangan.
(Dik/Win)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar